Hosting Unlimited Indonesia

Tuesday, March 27, 2018

NASIHAT 21 MILYAR


Seorang lelaki terdiam di depan sebuah toko lukisan. Ia begitu larut memandangi keindahan lukisan yang terpajang paling depan di toko itu. Sang pemilik toko kemudian mendekatinya,

"Kenapa Bapak setiap hari hanya memandangi lukisan ini? Saya tahu meskipun ini lukisan mahal, sepertinya Bapak sanggup membelinya?"

"Aku toh sering lewat jalan ini, jadi buat apa aku membelinya. Cukup melihatnya saja aku sudah bahagia. Orang-orang kaya yang membeli lukisan mahal juga hanya dilihat saja bukan?"

Inilah dia sebuah prinsip hidup yang bijaksana. Jika kita bisa bahagia dengan cara yang sederhana, mengapa harus mempersulit diri sendiri?

Terkadang manusia menyangka jika ia sudah membeli sebuah barang, maka ia akan bahagia. Kenyataannya, yang didapat hanya kebahagiaan semu. Karena beberapa waktu kemudian ia menginginkan lagi barang lain untuk bisa bahagia. Kapan puasnya?

Itulah akibat dari menggantungkan kebahagiaan kepada sebuah barang. Tidakkah ini terlihat menyusahkan? Sebagai seorang muslim, kebahagiaan sejati adalah saat mampu meneladani Rasulullah. 

كُلْ وَاشْرَبْ وَالْبَسْ وَتَصَدَّقْ فِى غَيْرِ سَرَفٍ وَلاَ مَخِيْلَةٍ

"Makanlah, minumlah, berpakaianlah dan bersedekahlah dengan tidak berlebih-lebihan dan menyombongkan diri.”

(Hadist Riwayat Abu Daud dan Ahmad)

Saya jadi teringat cerita ketika Einstein sedang menginap pada sebuah hotel di Jepang, sekitar tahun 1922. Ketika itu si petugas hotel menolak untuk diberi uang tip, maka sebagai gantinya Einstein memberinya sebuah kertas dan menuliskan nasihat luar biasa dalam bahasa Jerman,

"Hidup yang tenang dan sederhana akan memberi lebih banyak kebahagiaan dibandingkan hidup yang mewah tapi gelisah."

Siapa sangka, selembar kertas ini masih tersimpan dengan rapi secara turun temurun, kemudian dilelang pada bulan Oktober 2017 dan terjual senilai 21 milyar oleh seorang penggemar Einstein!

Nah betul kan? Oleh karena itu jika kita ingin lebih bahagia, cobalah hidup dengan sederhana. Bahagiakanlah Rasulullah dengan akhlak kita. Karena dalam kebahagiaan Rasulullah tersimpan kebahagiaan kita. 

Salam Sukses Berjamaah

0 komentar