Hosting Unlimited Indonesia

Monday, January 22, 2018

Menggapai Impian

Thomas Alfa Edisson mengatakan, jika kita telah memiliki sebuah impian maka artinya 90% kita telah berhasil. Sisanya 10% adalah masalah teknis. Waw? Benarkah hal itu? Coba renungkan menurut Anda, kira-kira hal apa yang mampu untuk mendorong Edisson untuk tetap tabah menghadapi 10.000 kali kegagalan?

Sebenarnya dalam proses menemukan lampu pijar itu Edisson tidak sendirian, dia ditemani oleh gurunya, Joseph W. Swan. Tapi yang kita kenal saat ini hanya Thomas Alfa Edisson. Karena dialah yang akhirnya berhasil melewati ribuan kegagalan itu. Bayangkan jika pada saat percobaan ke 9.999 dia berhenti, mungkin saat ini kita masih menggunakan lilin. Ketika membeli mobil tidak ada lampunya, tapi menggunakan lilin, jika tertiup angin langsung padam. Makanya jangan pernah menyerah sebelum berhasil.

Ada pula yang mendefinisikan impian sebagai vii. Sesuatu yang belum ada tapi kita bisa melihat itu nyata dan harus terwujud. Diibaratkan seperti seorang arsitektur yang ingin membangun sebuah apartemen. Dia sudah bisa membayangkan dan melihat itu nyata dalam pikirannya. Kemudian dituangkan ke dalam blue print dan memajang gambarnya di depan tanah yang akan dibangunnya.

Lantas, apa pentingnya sebuah impian?

Bagi sebagian orang, mereka tidak begitu peduli dengan impian. Yang penting bisa hidup, hidup ini seperti air. Biarkan ia mengalir begitu saja dan jangan melawan arus. Sayangnya, air yang mengalir itu selalu mencari tempat terendah. Dan ujung-ujungnya ke laut.

Bayangkan pula jika ada sebuah perahu layar yang tersesat di tengah samudera. Perahu ini hanya bergerak berdasarkan arah angin. Jika angin ke utara perahu ini ke utara, dan jika ke barat ikut ke barat pula. Dan jika tidak ada angin maka tidak bisa bergerak. Lantas kapan perahu ini bisa sampai ke daratan?

Impian itu merupakan tujuan. Jika kita naik taksi pasti sopirnya bertanya, “Mau kemana?” kalau kita jawab, “Saya juga tidak tahu, terserah sopir saja mau kemana.” Si sopir taksi pasti bilang, “Kayaknya lebih baik diantar ke RSJ aja ni orang.” Begitulah kira-kira gambarannya jika kita hidup di dunia ini tanpa mempunyai impian.

Impian juga bertindak sebagai bos atau atasan kita. Ketika kita bekerja akan ada pengaruhnya jika sedang ada bos yang mengawasi, kita lebih rajin. Berbeda halnya kalau kita sedang sendiri, biasanya sedikit lebih santai. Nah, di sinilah peranan impian kita. Saat kita menginginkan sesuatu maka impian itulah yang memaksa kita untuk rela menguras tenaga, waktu dan pikiran hanya untuk mewujudkannya.

Apakah PayTreners/Anda lebih suka yang gratis atau yang harus bayar? Bermimpi itu gratis. Jadi jangan pernah tanggung-tanggung untuk bermimpi. Karena kemampuan manusia hanya sebatas di pikirannya saja. Kalau di pikirannya dia mengatakan dia punya uang seratus ribu maka dia bisa menghasilkan seratus ribu. Tapi jika di pikirannya bilang seratus juta maka dia akan bekerja lebih keras untuk menghasilkan seratus juta.

Oke, sekarang saya sudah punya Impian. Tapi lingkungan saya suka berkata itu mustahil dan ketinggian.

:: Bagaimana Caranya Menjaga Impian? ::

Pikiran itu seperti rumah bagi kita. Apakah Anda mau ketika Anda sedang menyapu kemudian ada yang melempar sampah. Omongan lingkungan sekitar kita juga seperti itu. Mereka melemparkan sampah ke pikiran dengan mengatakan hal-hal negatif bahkan berusaha menguburkannya. Jadi kita harus menjaga agar pikiran kita tetap bersih dengan tidak terlalu mempedulikannya dan tetap fokus untuk memperjuangkannya.

Selain itu kita bisa berkumpul dengan orang-orang yang sama-sama punya impian. Karena ketika bersama, kita merasa tidak sendirian. Masih ada orang lain juga yang sama-sama berjuang. Kita pun akan saling menyemangati dan memberi dukungan.

Hal yang terpenting dari itu semua adalah memvisualisasikan impian kita. Bisa dengan menuliskan impian-impian kita dan menempelkannya di dinding kamar atau di pintu kamar. Jadi ketika kita keluar masuk kamar maka kita selalu melihat dan selalu mengingat impian kita.

Bisa juga mencari gambar-gambar yang mewakilinya, misalnya ingin ke Mekah. 
Maka kita cari gambar menara Ka'bah kemudian ditempelkan bersama tulisan-tulisan itu. Kita sebut ini dengan “Dream Board.” 
Hal ini sangat membantu kita karena lebih jelas dengan gambarnya sehingga terasa lebih nyata atau PayTreners membayar DP Umroh sehingga ada motivasi khusus untuk melunasi sisanya bagaimana pun caranya, ini yang kita sebut "Dream MerDeKa"

Cara lain, kita bisa mengumpulkannya dalam sebuah album foto. Dan inilah yang disebut “Dream Book”. Buku yang berisi impian-impian kita. Konsepnya sama dengan Dream Board hanya saja berada dalam buku. Jadi kemanapun kita pergi, kita bisa membawanya. Ketika kita sedang sedih, galau, patah semangat, maka bukalah Dream Book tersebut dan lihat kembali bahwa kita masih punya impian yang harus diperjuangkan. Dari sinilah semangat kita bisa kembali. Dan hal terpenting dari semua visualisasi tersebut, tuliskan target kapan ingin tercapainya impian tersebut.

:: Apakah impian bisa mempengaruhi kesuksesan kita? ::

Impian itu sebuah pikiran, right? Apakah kita bertindak dulu ataukah berpikir dulu sebelum bertindak? Tentu saja pikiranlah yang mengawali semua hal, kita rencanakan dahulu. Dari pikiran ini akan muncul ucapan (perkataan), kemudian akan menjadi tindakan. Hal yang kita lakukan terus menerus akan menjadi kebiasaan. Jika kebisaan ini berlangsung lama maka akan menjadi karakter. Karakter inilah yang menentukan kesuksesan atau masa depan kita. Jadi kalau kita tarik ulang alur kesuksesan, ini semua berasal dari impian.

Apakah PayTreners siap untuk memiliki impian?

:: Cara Jitu nan Ampuh Meraih Impian Yang ‘Mustahil’ Digapai ::

“Meraih mimpi atau cita-cita” adalah tugas terbesar dalam hidup kita. Setiap manusia, anda dan saya tentu punya impian besar. Betul apa tidak..??

Tapi, masalahnya adalah terkadang kita merasa impian yang kita bangun itu mustahil untuk kita raih.
Entah itu perasaan itu muncul dari diri kita sendiri atau dari orang lain saat kita bercerita tentang impian kita kepada mereka.
“Impianmu tidak mungkin bisa kamu raih, khayalanmu terlalu tinggi, coba kamu ngaca sebelum kamu punya impian seperti itu?” itu jawaban mereka saat kita cerita tentang impian kita, sungguh menyakitkan, bukan..??

Fakta dan waktu berbicara, sesuatu yang dianggap tidak mungkin menjadi mungkin, asal PayTreners tau latar belakang saya sebelum bergabung di bisnis PayTren adalah seorang mantan kuli panggul elpiji.

Mantan kuli bapak ibu, dulu demi menggapai impiannya rela memikul beban berat, alhamdulillah belum mencapai impiannya bapak ibu, tapi setelah bergabung menjadi mitra PayTren tanpa memikul beban seberat dulu alhamdulillah satu persatu impian saya tercapai bapak ibu.

Nah dari cerita pendek tentang saya tersebut seharusnya PayTreners BiSA, PayTreners Mampu

Dan jika hingga saat ini, PayTreners masih merasa bahwa impian PayTreners itu mustahil PayTreners raih, maka melalui tulisan ini, saya akan mencoba membuka pikiran PayTreners dan membuat PayTreners mengatakan bahwa impian PayTreners  إن شاء الله bisa PayTreners raih. Aamiin.
Oke, PayTreners. Sekarang kita mulai..
Mengapa PayTreners merasa impian anda mustahil diraih..??
Tidak perlu anda jawab, karena kamipun tidak bisa mendengarnya hehe, namun kami tahu apa jawaban PayTreners, karena kami juga sering menanyakan ini kepada teman-teman kami, dan rata-rata jawabannya sama. 😊

Pertanyaan selanjutnya, apakah impian PayTreners benar-benar mustahil diraih..??
Nah, pertanyaan ini mungkin saja membingungkan sekaligus menyadarkan PayTreners.

Ya, apakah impian PayTreners benar-benar tidak mungkin PayTreners gapai..??
Mungkin iya, mungkin juga tidak.
Dan jika jawaban PayTreners tidak, apakah ada orang lain yang pernah meraih apa yang menjadi impian PayTreners..??
Tentu iya, nah jika memang iya, lalu apa bedanya PayTreners dengan dia..?? (maaf ini mungkin agak kasar)
Sama-sama manusia, bukan..?? dan tentunya juga sama-sama mempunyai kesempatan yang sama untuk meraih apa yang kita inginkan.

Sampai disini mungkin PayTreners berkata, “Kami dengan dia sebenarnya beda, dia lebih hebat, lebih pintar, dan lebih segalanya ketimbang Kami, jadi wajar kalau dia bisa meraihnya”
Oke, jika memang dia lebih hebat, lebih pintar, dan lebih segalanya ketimbang PayTreners, pertanyaan selanjutnya adalah..
Mengapa PayTreners tidak meningkatkan kualitas diri PayTreners agar seperti dia..?? 

Mengapa PayTreners tidak belajar lebih dalam lagi agar pintar seperti dia..?? Mengapa PayTreners tidak berusaha semaksimal mungkin hingga menjadi seperti dia..??
Dan woww.. ternyata jawaban PayTreners beragam seperti ini. “Kami tidak akan bisa meski belajar, karena Kami begini”, “Kami merasa tidak bisa hebat, meski Kami berusaha maksimal” dan berbagai jawaban lainnya.

Oke, PayTreners. Sekarang Kami akan memberitahu anda sesuatu...
Ya, sebenarnya bukan impian PayTreners yang mustahil diraih, tapi memang PayTreners sendiri yang memutuskan untuk berhenti meraih impian tersebut.

PayTreners sendiri yang memutuskan bahwa impian PayTreners mustahil digapai, padahal sebenarnya tidak. Buktinya masih ada orang yang bisa menggapainya.

Dan ternyata..

Ada keyakinan dalam diri PayTreners yang menahan PayTreners untuk bergerak, yang menahan PayTreners untuk menggapai impian PayTreners, dan yang menutupi PayTreners untuk mengatakan bahwa impian PayTreners sebenarnya bisa diraih

Sekali PayTreners bisa merubah keyakinan tersebut, maka akan terbuka lebar di depan PayTreners bahwa sebenarnya impian PayTreners sangat bisa PayTreners raih. (yang perlu PayTreners tahu, ini bukan tentang keyakinan keagamaan)

Ya, keyakinan PayTreners yang membuat PayTreners menutup diri bahwa impian PayTreners mungkin dicapai. Langkahnya, hanyalah dengan merubah dan menumbuhkan  keyakinan baru, lalu tancap gas untuk menggapai impian PayTreners tersebut.

PayTreners..!!! Are you READY!!!!

0 komentar