Hosting Unlimited Indonesia

Sunday, January 21, 2018

Antara Impian dan Mimpi

Apakah PayTreners pernah mendengar kutipan lelucon ini, “Sukses itu berawal dari mimpi dan mimpi berawal dari tidur. Jadi, mari kita tidur agar kita bisa sukses.”

Bagaimana tanggapan PayTreners semua ? Apakah PayTreners juga berpikir yang sama atau justru sebaliknya? Jika PayTreners berpikir bahwa statement di atas kurang tepat, berarti kita sepaham. Dan bagi PayTreners yang membenarkannya mari kita ulas bersama.
Mimpi merupakan sebuah rangkaian dari tidur, kondisi dimana tubuh kita sedang beristirahat. Kemudian muncul gambaran seolah-olah kita benar-benar merasakannya nyata.

Mimpi sendiri memiliki beberapa macam:

– Ada mimpi yang benar, datangnya dari Allah swt dan biasanya memiliki tafsir dan berupa hal baik atau kabar gembira.

–  Ada juga mimpi yang berasal dari setan, berupa hal-hal buruk, seram, sedih, galau, bercampur menjadi satu. Kita dilarang untuk menceritakannya kepada orang lain.

–  Yang terakhir adalah mimpi yang tidak ada tafsirannya, dan inilah mimpi yang berasal dari proses alami untuk mengistirahatkan tubuh kita. Seperti ketika kita tidur di siang hari, dan beberapa mimpi di malam hari ketika sedang lelah.

Rasulullah saw. mengajarkan kita bagaimana adab-adab tentang tidur atau menjelang tidur. Misalnya, sebelum tidur disunahkan untuk berwudhu dan shalat witir 3 rakaat. Ketika di pembaringan kita disunahkan juga untuk membersihkan dahulu tempat tidur kita, membaca zikir sebelum tidur, memosisikan sikap tidur kita ke arah ke kanan (miring) dan menghadap ka’bah. Begitulah kurang lebih prosesi sebelum kita tidur, menjemput mimpi indah kita.

Pepatah arab mengatakan:

 طاب نومكم طاب يومكم
Maksudnya, jika kita tidur dengan baik maka hari kita akan baik pula, insya Allah.

Kualitas tidur sendiri tidak ditentukan oleh kuantitas tidur kita, tidak harus 8 jam sehari seperti yang dikatakan banyak orang. Ini sebenarnya jam tidur bagi anak-anak dan remaja untuk membantu pertumbuhan mereka. Bagi orang dewasa 4 jam sehari sudah cukup. Bahkan bagi orang tua, 2 jam sehari sebenarnya juga cukup. Karena itu kita bisa menemukan orang yang memegang jabatan tertentu atau para aktivis yang memiliki jam tidur sangat terbatas tapi tetap bugar di siang hari.

Ketika menonton kisah biografi BJ. Habibie, ternyata beliau tidur maksimal hanya 1-2 jam sehari selama 2 bulan hanya untuk memikirkan nasib bangsa ini. Sungguh seorang Presiden yang patut ditiru, yang mengutamakan kepentingan rakyat melebihi dirinya sendiri. Sahabat Umar bin Khaththab bahkan ketika ditanya perihal waktu istirahatnya, beliau menjawab bahwa waktu siang itu untuk bekerja melayani para hamba Allah (saat beliau menjadi khalifah) dan malam hari waktunya untuk berkhalwat kepada Allah. Artinya beliau hanya menyisakan sedikit sekali waktu untuk tidur.


Inilah gambaran tentang mimpi yang berawal dari tidur. Apakah bisa sukses? Tentu saja, karena untuk sukses dibutuhkan kerja keras, cerdas dan ikhlas. Agar bisa maksimal dalam bekerja dibutuhkan kondisi tubuh yang fit dan bugar, salah satunya didapatkan dari tidur yang berkualitas.

0 komentar