Hosting Unlimited Indonesia

Monday, June 25, 2018

CHAIRUL TANJUNG (CT)


Majalah Forbes Edisi Maret 2018 merilis daftar orang terkaya di dunia untuk tahun 2018. Daftar tersebut mencantumkan lebih dari 2.000 orang paling tajir sedunia dari 78 negara.

Adalah Chairul Tanjung (55 tahun) dengan kekayaan 3,5 miliar dollar AS menjadi orang terkaya urutan ke-5 di Indonesia. Kalau Anda, urutan berapa? Di RT atau di RW? Hehehe.

Tentu, kita sudah tidak asing lagi dengan #ChairulTanjung alias CT, pemilik dua stasiun TV, di bawah naungan Trans Corp. Boleh dibilang, beliau adalah muslim terkaya di Indonesia. 

Tadi malam, saya dan guru-guru saya diundang berbuka puasa di rumah beliau. Ada Ketua MUI juga. Sepertinya ini sudah tradisi setiap tahunnya, alhamdulillah. Terima kasih Pak Abdul Aziz.

Btw, sudah baca bukunya, Si Anak Singkong? Kalau sudah baca, Anda akan tahu bagaimana perjalanan bisnis CT, mulai dari berjualan buku stensil di sela-sela kuliah, sampai sekarang. Rata-rata ia bekerja belasan jam sehari.

Ya, belasan jam sehari. Ketika muda, ia bekerja 18 jam sehari. Sekarang, 14 jam sehari. Bangun pun sebelum subuh. Bukan kebetulan bangun awal ini menjadi inspirasi bagi saya dan follower saya.

Kalau baca bukunya, akan berasa banget kerja kerasnya. Hm, kalau aslinya? Lebih getir dari apa-apa yang pernah diceritakan pada buku tersebut. Ya, lebih getir.

Jadi, kalau sekarang kita merasa "Kok bisnis saya gitu-gitu aja, nggak bergerak?" saran saya cuman satu, coba cek kerja keras kita. Saya ulang, cek kerja keras kita. Sudah sejauh mana? 

Bisnis kita nggak pernah salah, tapi mungkin ikhtiar dan ilmu kita yang belum sampai. Untuk sukses besar, jelas, kita perlu action gila-gilaan tanpa 'tapi' tanpa 'nanti'.

Terus, gimana soal risiko? Saran Chairul Tanjung:
- Jangan takut mengambil resiko.
- Jika berhasil, Anda akan bahagia.
- Jika gagal, Anda akan lebih bijaksana.

Ternyata, banyak yang terinspirasi dengan ungkapan-ungkapannya, termasuk anaknya, Putri Indahsari Tanjung. Sang anak sempat mencuri perhatian netizen. Kok bisa?

Salah satu sebabnya karena ia mengawali bisnis di usia yang relarif muda yaitu 15 tahun. Tepatnya bisnis EO dan fashion. Sekarang ia telah berusia 20-an tahun. 

Mari kita tiru yang baik-baik dari beliau dan keluarga beliau. Siap bekerja keras dan siap mengambil risiko. Siap? Sekian dari saya, Ippho Santosa. Semoga berkah berlimpah.

Tidak ada rumus yang terlalu baru dalam meraih kesuksesan. Siap bekerja keras dan siap mengambil risiko adalah rumus sukses sepanjang masa.

Sabtu yang lalu, pas saya buka puasa di rumah Pak Chairul Tanjung, Ketua MUI KH Ma'ruf Amin memberikan wejangan-wejangan bisnis untuk seluruh tamu. Mau tahu apa nasihatnya? Simak saja tulisan berikut.

Sambil tersenyum, beliau menjelaskan, "Muslim sekarang jarang yang ngerti syariat, jarang yang ngerti muamalah. Repotnya, kalau sudah ngerti, malah nggak punya bisnis." Kami pun tertawa mendengarnya, karena itu ada benarnya.

Padahal 9 dari 10 bagian kehidupan (pintu rezeki) berada di perniagaan. Banyak Muslim yang belum ngeh soal ini. Perlu contoh?

Industri makanan dan minuman yang bersertifikat halal bernilai 415 triliun dolar AS. Menurut OKI, ternyata 8 dari 10 pemasok daging halal global terbesar adalah negara-negara mayoritas Non-Muslim, dengan Brasil, Australia dan India yang berada di peringkat tiga teratas.

Ini kan ironis. Ke mana Muslim-nya?

Sewaktu saya 4 kali berkunjung ke Jepang, saya melihat beberapa restoran di sana mendapat sertifikasi halal dari Thailand. Bayangkan, dari Thailand, bukan dari Indonesia. Sepertinya kita kalah cepat sama Thailand.

Seorang peserta seminar pernah bertanya kepada saya, "Mungkinkah seorang Muslim bisa sukses besar dalam bisnisnya?" Menurut saya, pertanyaan ini tidak perlu ditanyakan. Ya, tidak perlu ditanyakan. Bisa insya Allah.

Perluas wawasan kita. Buka pikiran kita. Kalau binatang saja dijamin rezekinya, apalagi manusia, apalagi orang beriman! Padahal binatang nggak pernah sekolah, nggak pernah kuliah! Hehehe.

Rezeki mah udah ada yang ngatur. Itu betul. Tapi, tetap saja perlu kesungguhan dalam menjemput rezeki, apalagi rezeki yang besar. Betul apa betul? Soal ini saya yakin Anda setuju dengan saya.

Begini. Saya mengamati, saat ini ada satu hal yang kurang dari seorang Muslim ketika ia berbisnis. Apa itu? Itqan. Mereka yang itqan hendaknya berusaha memberikan produk yang terbaik dan mengiringi prosesnya dengan perbaikan terus-menerus. 

Ya, dalam Islam, ada etos kerja yang namanya itqan. Maksudnya? Teliti, hati-hati, sepenuh hati, bermutu tinggi, dan sulit disaingi. Apapun nama dan istilahnya, sudah sepantasnya orang Indonesia belajar soal itqan. Terutama dalam berbisnis.

Ini PR besar. Apalagi mengingat SDM kita yang belum terlalu kompetitif. Tanpa itqan, produk dari seorang Muslim tidak akan dibeli oleh Muslim lainnya. Tanpa itqan, produk dari seorang Muslim sulit untuk go intenational.

Gagal di awal itu biasa. Tapi, jangan lama-lama. Segeralah berbenah. Ketika Anda gagal, berarti itu adalah signal bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki. Perlu disempurnakan. Ya, itqan. Anda setuju? Sekian dari saya, Ippho Santosa. Mudah-mudahan berkah berlimpah.

By Ippho Santosa

Semoga bermanfaat
Salam Sukses Berjamaah

0 komentar